Kalau saya menjadi

Cita - Cita orang banyak dan ragamnya, tapi kadang tidak tersampaikan, mencapai tujuan agar bahagia yang ia harapkan semuanya memang sudah menjadikan qodrat dan suratan takdir.
Saya ingin menjadi Dokter,....Saya ingin menjadi Dosen,....Saya ingin menjadi Guru,....Saya ingin menjadi Insinyur,....Saya ingin menjadi Polisi ,....Saya ingin menjadi ABRI,....Saya ingin menjadi Pengacara,....Saya ingin menjadi Orang sukses, ....Saya ingin menjadi Orang kaya, .....
Saya ingin menjadi Presiden ,.... dll.
 ...Seandainya cita - cita dan keinginan itu jika terlaksana, semua hanya bersifat sementara, kita hanya menggadaikan dan nanti pasti akan ada penggatinya. Tapi jika kita mau yang kekal bercita-citalah.... "Saya ingin menjadi penghuni surga",......nang apa yang harus kita lakukan agara cita-cita itu tercapai....?...
bercita-citalah seperti cita-cita terhadap dunia tapi harus Lillahita'ala....Ihlas karena Allah ta'ala...
Hubungan baik kita terhadap Allah  (Habluminallah) dan hubungan baik kita terhadap sesama manusia (Habluminannas) haruslah baik juga, karena itu yang dapat membuat kita menjadi penghuni surga.

Habluminallah :
- dengan melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya
Habluminannas :
- dengan saling sayang menyayangi dan berbuat baik satu dengan yang lainya.  Allah mengatur masalah hubungan yang baik sesama manusia antara lain tentang :
  • mendahulukan kepentingan orang lain  (QS 2:177, 59:9),
  • berbuat baik adalah merupakan sebaik-baik amalan (QS 3:92, 3:134),
  • menyempurnakan takaran dan timbangan, serta tidak merugikan orang lain (QS 7:85, 11:84, 11:85, 17:35, 26:181, dsb) – mengurangi takaran termasuk korupsi kecil2an.
  • berinfak atau memberikan sebagian rizki kepada orang lain (QS 2:254, 3:92, 14:31, 32:16, 35:29, 42:38, dsb)
  • tolong menolong dan kasih sayang (QS 5:2, 48:29, 24:22, 90:17), dan masih banyak banyak lagi.
Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat “. (QS. Asy-Syuraa: 20).
“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali jika (pelaku) amal itu ikhlas dan mencari keridhaan Allah dengannya “. (HR. Nasa’i)


LIHAT ISI AL-QUR'AN dalam SURAT Klik di SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar